My Sweet Home

Suatu hari di Miladku

•.¸¸.•´¯`•.♥.•´¯`•.¸¸.•.✿.。.:* *.:。.✿•.¸¸.•´¯`•.♥.•´¯`•.¸¸.•.✿.。.:* *.:。.✿
Cerita yang menyentuh kalbu dan mengispirasi. Semoga kelak Evi jadi istri yang baik pada suami amin.. menjadi istri yang sholehah. Semoga bermanfaat di share ke teman-teman. wassalamu'alaikum wr.wb..
•.¸¸.•´¯`•.♥.•´¯`•.¸¸.•.✿.。.:* *.:。.✿•.¸¸.•´¯`•.♥.•´¯`•.¸¸.•.✿.。.:* *.:。.✿

Suatu hari di Miladku
Posted by Ahmad Taufiq
Bismillahirrahmaanirrahiim...
Sebuah Kompilasi Kisah Nyata dan Maya

Aku tergopoh-gopoh berkejaran dengan air hujan saat ku ingin pulang ke rumah. Kulihat ponsel sudah agak basah & lembab menunjukkan pukul 22.13. Segera kumatikan agar tidak terjadi korsleting pada ponsel. Ku turun dari ankutan umum kemudian mencari tempat berteduh. Hujan malam itu begitu besar, halilintar menyambar objek-objek yang kurasa jaraknya tidak jauh karena suaranya begitu keras. Subhanallah...

Aku harus mencari tukang ojek, karena memang hanya itu akses kendaraan umum yang masuk ke depan rumahku. Maklum hanya seorang pegawai honorer dengan gaji secukupnya yang belum memiliki kendaraan pribadi. Akhirnya hujan sedikit reda. Kuputuskan untuk segera naik ojek dan segera meluncur pulang ke rumah. Abang tukang ojek tidak memiliki jas hujan yang bisa menutupi saya dari air hujan, jadi jaket dan topi saya masih tersentuh rintik-rintik hujan. Tiba-tiba di tengah perjalanan, hujan kembali mengguyur dengan deras. Sontak kami menjadi basah kuyup, khususnya saya yang ketika itu hanya memakai perlindungan jaket hitam dan topi. Halilintar kian besar ditambah aliran listrik menjadi padam. Subhanallah... Di sebuah toko pulsa kami menumpang untuk sejenak menghentikan perjalanan. Brr... dinginnya... angin yang begitu kencang menyentuh tubuh yang tengah basah kedinginan. Masya Allah...

Alhamdulillah, hujan sedikit reda dan kami bisa melanjutkan perjalanan. Dan tiba di rumah dengan selamat. Alhamdulillahirabbil 'alamiin.. Makasih untuk abang tukang ojek.

Tok tok tok... "Assalamu'alaikum...". Lho, pintu tak terkunci. Astaghfirullah... istriku tergeletak di kursi ruang tengah. Kudekati ia, dan ternyata ia tertidur menungguku pulang. Subhanallah..bergetar hati ini, semakin merasakan desiran cinta untuk istriku tersayang. Kututup dan kukunci pintu perlahan, agar ia tak terbangun. Bergegas ku ke kamar mandi membersihkan diri, mandi dan keramas secepatnya. Segera mengelap kering badan dan membalutkan handuk di badan. Segera ku ambil benda-benda yang terkena air hujan di saku jaket, celana dan baju dan kemudian menaruhnya di atas meja. Duh ponsel, flashdisk... kalian ikut mandi air hujan ya.

Tanpa ragu-ragu, kucoba angkat badan istriku yang tertidur duduk di kursi ruang tengah rumah. Hff... 40 kg lumayan juga yah... Saat sudah masuk kamar, ia pun terbangun. "Eh, Aa... kenapa ini? ada apa ini?". Ku pun hanya menjawab dengan senyuman. Ku rebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Langsung ia mencium tanganku.. "Aa... maaf, Dinda tertidur... Selamat datang, Aaku sayang". "Iya, Aa tadi kehujanan. Ini baru selesai mandi tadi". Tiba-tiba bibir istriku melengkung ke bawah dan rona matanya berbinar hendak menangis. "Maafkan Dinda A... Dinda tertidur, ga menyambut Aa pulang, ga menyiapkan air hangat dan handuk.. hiks.. Maafkan dinda A...". "Iya sayang, ga apa apa.. Aa justru merasa bersalah pulang terlambat karena kondisi cuaca yang seperti ini. Sehingga dinda kecapean menunggu sehingga tertidur di kursi." Cupp... Tiba-tiba kecupanku mendarat di kening istriku. Iya pun tersenyum "Terima kasih, A." ucapnya lirih. "Bentar A, malam ini pake baju ini ya, biar hangat dan ga masuk angin, mau teh hangat?" "Iya, tehnya ga usah sayang, Aa salin dulu yah, kita langsung bobo aja, sudah larut malam, besok kan harus bangun pagi-pagi." "Aa dah sholat Isya'?", "Udah sayang, tadi sebelum pulang kan Shalat Isya' dulu".

"Dah... beres... dah cakep... ^_^ yuk bobo..." ucapku sambil berkaca . "Yuuk..." jawab istriku dengan senyuman manis.

"Allahu akbar... Allahu akbar..." adzan shubuh 15 Januari berkumandang begitu merdu. Ku terbangun dengan lunglai. Istriku sudah tidak ada dalam pelukanku. Pandanganku tertuju pada secarik kertas di atas meja...
Subhanallah... apa gerangan yang ditulis istriku ini...

. +""+.+""+.
+ Happy +
"+. B'day my beloved..
"+.+" husband...

Barakallahu miladik...
Semoga Ridho dan Berkah Allah SWT slalu bersamamu chayank ku...
Semoga amal ibadahmu semakin berkualitas...
Semoga dirimu juga semakin baik di mata Allah...
Semakin tegar, sabar, ikhlash, syukur menghadapi cobaan..

Semoga selalu setia dalam cinta
...teguh dalam prinsip...
...ikhlash dalam beramal...
...tegar dan selalu tersenyum dalam kerasnya cobaan...
Semoga mampu menjadi pribadi seperti seorang Yahya Ayyash... Aamiin
juga menjadi pribadi tangguh yang mampu menghadapi hidup
hingga Jannah-Nya engkau raih...
Bersama.. dalam cinta sakinah mawaddah wa rahmah...
menjadi Ayah yang istimewa bagi buah hati kita
bersama sebagai keluarga yang diberkahi dan diridhoi-Nya...
membimbing kami menuju Jannah-Nya...
Insya Allah...
I Love You, Honey....
I Do Love U, Coz Allah...
Mmuach...


Rasanya, air mata ini ingin tertumpah. Begitu haru diriku membaca untaian-untaian cinta istriku ini. Segera ku bergegas mencarinya... Subhanallah ku melihat dia tengah memasak air. Kutarik ia, kupeluknya erat. Ia pun berbisik "Happy birthday my husband"... Cupp... Kucium keningnya begitu dalam, lama.. dalam pelukan erat.. Subhanallah.. istriku, ku sangat menyayangi. Engkau telah membuatku menangis haru dalam kebahagiaan bersamamu...

End of Dream...
Semoga segera terwujud.. Yup yup yup.. Semangat
author

a wife, a mom, a blogger, a survivor of ITP & Lupus, a writer, author, a counselor of ITP & Lupus autoimmune, a mompreuneur, a motivator, a lecturer.