bunga

Cerita Awal Menderita ITP [Kesabaran Penuh Nikmat dan Karunia]


KESABARAN PENUH NIKMAT & KARUNIA



Assalamu’alaikum wr. wb.

Segala puji bagi Allah swt dan salawat salam pada Baginda Rasulullah, keluarga dan semua sahabat-sahabatnya. Salam ukhuwah silaturrahmi buat semua sahabat evi terutama yang ada di komunitas ITP.
Ntah apa yang membuat saya ingin menulis kisah perjalanan hidup saya bersama si ITP yang menawan hati ini sehingga saya selalu semangat dan tersenyum dengan berbagai nikmat menyertai.

•.♥.• Awal ITP itu Menyapa Tubuh Ini •.♥.•

Akhir Juli 2009 bulan penuh ujian pada diri ini. Sebelum saya menderita sakit ITP, saya dimulai dengan penyakit yang lain. Saat itu, saya menerima nikmat ujian dari Yang Maha Kuasa yaitu sakit typhus dengan pembengkakan hati. Sebenarnya saya sangat jarang sekali sakit. Ntah dari mana sakit itu datang. Apakah karena saya salah makan. Tapi begitulah jika bakteri udah masuk ke dalam tubuh disaat kondisi tubuh kita lagi tidak fit ditambah perasaan yang depresi alias sedih, cemas, khawatir, maklumlah masalah pribadi sehingga emosi tak stabil.

Selanjutnya dengan segenap usaha berobat ke dokter spesialis penyakit dalam di Medan. Alhamdulillah sakit tersebut sembuh. Padahal saat itu saya lagi UAS. MasyaAllah ga kebayang deh, gimana tugas dan ujian datang menyapa pikiran, belum lagi data-data skripsi saya hilang semuanya karena laptop mati total. Saat itu saya pulang ke Medan. Karena kalau berada di kos, ga ada yang rawat. Setelah pulang ke Medan selama dua minggu, saya balik lagi ke Jakarta. Karena harus ikut ujian. Alhamdulillah semua teman-teman di UI membantu tugas-tugas saya. Jadi tugas itu saya buat di Medan, dikirim ke teman via email, di print teman kuliah UI di Pondok Cina. Selain itu mereka mengisi absen saya di kelas agar dianggap hadir. hehehe Wah… ga baik bgt nih saya ya. Kalau yg ini jangan di tiru. Tapi tak apalah, wong dosennya ga melihat dr absen tapi dr tugas yang di kumpul :).

Selang masih kondisi ga fit, saya harus belajar ekstra keras, banyak tugas proyek UAS dari dosen yang harus dikerjakan karena prinsip hidup saya adalah saya harus bisa jadi smart girl, number one. Motto saya adalah jangan pernah menyerah apapun kondisimu, lakukan sesuatu itu dengan senang dan senyum. Itulah yang selalu saya tanamkan dalam jiwa ini sejak saya di bangku SD. Alhamdulillah ujian untuk anak Teknik UI dah selesai tapi untuk fakultas lain belum selesai.

Kembali hati ini terasa sepi, sedih, khawatir pun melanda karena pikiran penuh kecemasan. “Kok ga ada sms darinya ya, yang jauh disana lagi apa ya?”. Hampir selama 3 minggu tak ada kabar. Azan subuh bersenandung indah, saya bangun dengan tergopoh-gopoh, dalam keadaan lemah tak berdaya tapi saya tetap solat. Tiba-tiba perut sakit, asam lambung saya tinggi, kepala sangat pusing, mual, mungkin karena saya banyak pikiran. Saya ke dokter umum. Dikasih obat “asam mefenamat”. Setelah minum obat itu, 3 hari kemudian kepala saya makin pusing sebelah kiri dan telinga saya pun sakit banget. Saya dah usahakan tidur, dan istirahat. Tapi sakit ga hilang juga malah makin parah, mata pun mulai kabur. Bintang-bintang pun bermunculan dengan pandangan yang sayu, badan sangat panas. Sekarang saya ga mau dikasih obat itu lagi, sepertinya kurang cocok bagi saya.

Alhamdulillah ada teman kos yang pulang. Maklum kos sangat sepi, sunyi, benar-benar sendiri banget saya di kos saat kejadian itu. Saya ga sanggup panggil teman dan akhirnya saya sms dia. Kemudian dia datang ke kamar saya.

Mba, gimana? Jadi kita ke dokternya sekarang?”.

Lalu taksi pun di telpon. Sesampainya di kos, dengan membaca Bismillah kami pun berangkat ke rumah sakit. Langsung saya masuk UGD dan di check up dokter. Setelah itu saya periksa darah. Setelah satu jam ada hasil pemeriksaan ternyata pada tanggal 9 September 2009, saya positif DHF (Dengue Hemorrhagic Fever alias Demam Berdarah) dengan trombosit 39.000 dengan leukosit 9600 (normal) dan Radang Telinga (Otitis Media) kemudian langsung rawat inap dengan dua infus di tangan saya. Ya Allah, cobaan apa lagi yang harus saya terima ini. Tapi semua itu saya hadapi dengan kesabaran dan senyuman. Karena itulah saya, segala ujian, cobaan dan kesulitan itu harus di hadapi sebagai motivasi dalam hidup untuk menjadi lebih baik.

Saya mendapat 2 infus yaitu infus untuk radang telinga (otitis media) dan infus DBD. Tiap 3 kali sehari darah diambil dari tubuh untuk melihat hasilnya. Alhamdulillah pelayanan di Rumah Sakit ini baik banget, ramah, bersih dan suka senyum. Mungkin karena saya suka senyum ya. Hehehe Pede banget saya ya ngomongnya. Selain itu sehari 2x saya terapi dengan alat nebulizer adult mask. Saya seperti orang asma saja memakai masker segala. Kata dokter THT agar telinga saya bisa sembuh. Padahal saya Alhamdulillah tidak ada asma.

Sedih pun melanda, karena sendiri di RS, biaya pun udah hampir puluhan juta. Do’a pun tak henti-hentinya dipanjatkan kepada Allah swt. Alhamdulillah saat saya sakit, ayah dapat uang proyek dari kantornya. Jadi biaya tidak dipermasalahkan, yang penting saya sembuh. Saat itu mama mau datang.
Saya bilang, “tidak usah datang Ma, nanti biaya makin banyak. Masih bisa mandiri disini kok ma”. Padahal dalam hati, saya sangat ingin banget ditemani, kadang air mata ini menetes. Tapi selanjutnya saya harus tegar, sabar dan semangat. Saya terus berdzikir dan berdo’a dengan lantunan ayat-ayat-Nya yang indah membasahi bibir karena saya selalu yakin, hanya dengan mengingat-Nya hati akan menjadi tenang dan jiwa menjadi kuat, hidup jadi bersemangat kembali.. Saya ingin baca buku tapi saat itu memang kondisi saya agak lemah.

Cukup menyakitkan karena mual, muntah, demam tinggi, sakit kepala. Senyuman terpatri di bibir ini. Kadang-kadang teman saya yang udah saya anggap seperti adekku sendiri menemani di malam hari. Tapi paginya ia harus pulang karena ia harus kuliah dan emang lagi musim-musim ujian.

Oh ya, saat terbaring di RS lemah gitu, walaupun saya sendiri. Tapi sebenarnya ga merasakan sepi. Karena di HP saya bisa fesbukan. Walaupu n HP jadul hanya bisa GPRS bukan HP smartphone. Hehehehe. Teman-teman di FB memberikan saya dukungan, support dan mendo’akan saya. Sahabatku, do’amu menjadi sinar cahaya bagi qalbu saya ini.

Saya selalu ingat bahwa : bersama kesulitan ada kemudahan. Sehingga saya tidak bersedih lagi karena rasa sedih itu datangnya dari setan dan merupakan suatu keputus asaan yang menakutkan, belum lagi depresi yang harus dihadapi. Bismillah..

Bacaan ini menjadi motivasi bagi saya :
Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu. Dan kami telah menghilangkan darimu beban. Yang memberatkan punggungmu. Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka, apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Rabb-mulah hendaknya kamu berharap” (QS. Al-Insyirah : 1-8)

Alhamdulillah trombosit saya udah naik 91.000. Tapi saat itu Mama datang ke Depok karena udah seminggu di RS, dari situ mama minta izin ke dokter untuk pulang ke Medan. Sebenarnya dokter ga izinkan pulang karena suhu tubuh saya saat itu 39 derajat. Masih panas. Tapi saya dan mama bilang mau di rawat di Medan aja. Gila sobatku, mahal banget biaya berobat di RS Swasta di kota Depok.

Setelah sampai di Medan, saya pun istirahat dan melakukan perobatan kembali. Lebaran pun tiba, semua anak-anak kos pada pulang kampung. Apalagi kampung saya di seberang pulau nan jauh dimato, begitu sih kata teman-teman di Depok. Kalau saya jawab sih, “dekat kok ga jauh wong cuma 2 jam dari Jakata ke Medan” hehehehe.. Banyak anak-anak kos yang telpon dan sms menanyakan kabar saya. Wuih senang juga diperhatikan hehehe.

Sewaktu nilai keluar, degup jantung saya bergetar dan berdebar cepat, gelisah menyertainya. Gimana ya nilai saya ??Tapi hanya pasrahkan diri aja kepada-Nya. Pasti nilai saya rendah, pikir saya. Tapi yang pasti saat ujian saya dah berusaha seoptimal mungkin.

Ya Allah jadikan aku rela dengan qadha-Mu hingga aku tahu bahwa apa yang menjadi bagianku pasti akan datang padaku dan yang bukan bagianku tidak akan pernah menimpaku

Alhamdulillah nikmat-Nya kembali saya rasakan. Dengan keajaiban-Nya, nilai saya masih stabil. Subhanallah masih cumloude. Betapa hati ini senang. Padahal saya pikir, nilai bakal turun drastis. Terimakasih ya Rabb. Puji syukur pun terlantun pada-Nya. Cintaku pun pada-Nya semakin bertambah.

Hanya berlangsung satu bulan aja, saya istirahat disini. Padahal dokter spesialis penyakit dalam di Medan bilang saya harus rawat rutin minimal selama 3 bulan. Wuih, tidak mungkin saya lakukan itu. Karena saya ga mau menunda kembali skripsi saya. Bulan 12 saya harus maju sidang.

Alhamdulillah saat periksa ke dokter dan cek
laboratorium, trombosit saya udah naik 125.000 sehingga saya merasa aman pergi naik pesawat ke Jakarta. Sahabatku, saya ga pernah berpikir bahwa trombosit saya kok ga pernah naik sampai 150.000 (kondisi normal) ya. Saat itu sudah mulai ada yang aneh di tubuh saya. Mulai timbul bintik-bintik merah. Ah pikir saya ini dampak mau sembuh. Biasnya DHF itu kan di akhir-akhir baru menunjukkan hal tersebut. Dokter penyakit dalam itu pun bilang, ga apa-apa itu cuma alergi, gatal-gatal dikit. Ya udah saya di kasih obat, vitamin dan bedak gatal-gatal.

Anehnya sahabatku, gatal-gatal itu seperti panas gitu campur perih. Aneh ya. Biasanya kalau gatal ya gatal bukan panas. Tapi, ah saya cuekin saja. Yang penting saya mau balik Jakarta kembali kerjakan skripsi saya.

Saking semangatnya, ga saya pedulikan tuh bintik-bintik hehehe. Lewat saja, bagaikan angin yang berhembus menyentuh rambut hehehe.

Kemudian saya berangkat ke Jakarta dari Medan. Tiba di Jakarta, saya naik taksi menuju kos saya di Depok. Sampai di kos, saya istirahat. Besoknya saya ketemu dosen di UI selama seminggu. Ntah kenapa saya ingin represhing. Kemudian, saya pergi jalan-jalan ke Yogya, Pergi naik kereta dan pulang naik pesawat. Asyik dan tambah semangat deh setelah ketemu teman di Yogya dan liat alam kota Yogya ^_^. Puas deh jalan-jalannya. Rasanya kalau dah liat alam ciptaan Allah, syukur banget mata ini masih bisa menatap indahnya pemandangan, merasakan nikmatnya hidangan makanan khas kota Yogya. Hehehehe.

Tapi itu ga berlangsung lama, karena saya harus pulang ke Depok menyelesaikan skripsi saya. Eh, sembari saya pulang ke Jakarta ternyata ayah ada tugas ke Jakarta. Setelah saya tiba di bandara dan pulang ke kos, istirahat sebentar. Lalu saya pergi kembali menemui ayah yang sedang rapat kerja di Bogor. Siang itu saya naik KRL ekonomi ke Bogor karena yang AC belum ada saat itu. Biasanya KRL yang AC ada pada jam-jam tertentu, kapan ia berangkat dan tiba di stasiun Pondok Cina Depok.

Alhamdulillah dapat oleh-oleh dari Medan. Ada pisang barangan, mangga dari pohon di belakang rumah, ada sop ayam kampung dan tak lupa bika ambon

Keesokan harinya, ada yang aneh pada tubuh saya sahabatku. Muncul timbul bintik-bintik merah yang sangat banyak. Ga hanya di tangan dan paha saja, tapi di payudara, di selangkangan, di perut dan bahkan di bagian sudut-sudut yang sulit dijangkau. Tubuh ini sangat gatal dan panas. Saat terbentur, ada memar. Ya Rabb, saya bingung banget. Kondisi saya saat itu sehat, tidak lemas, tidak demam, malah riang gembira seperti kebiasaan saya setiap harinya penuh senyuman hehehe.

Ya Rabb, saya ga sanggup lagi menahan hal ini. Panas dan gatal. Apa yang harus saya lakukan ya Rabb. Sabar duhai jiwaku. Ishbir..Ishbir” jawab dalam hati agar tenang.

Keesokan harinya saya langsung check-up. Saya ingat banget waktu ke RS naik angkot ketemu teman kampus yang udah lulus dan mau tes masuk kerja. Wajah saya masih penuh senyuman, riang gembira, laksana melihat mekarnya bunga mawar yang indah. Semangat banget deh.
Saya pergi ke dokter kulit dan saya bilang sebelumnya saya DHF. Dikasih obat untuk kulit dan disuruh periksa darah. Kata dokter Spesialis penyakit kulit tersebut kalau hasilnya udah dapat tolong sms saya. Wah…sungguh beruntung saya nih, dikasih nomor HP dokter spesialis di RS tersebut.

Satu jam berlalu dan hasil tes keluar, saya terkejut memandang secarik kertas putih yang bertuliskan trombosit 9.000. Saya langsung sms tuh dokter. Trus dokternya bilang mungkin 90.000 itu. Lalu saya pulang ke kos. Tiba-tiba di kos, dokter tersebut telpon saya. Mungkin begitu dokter ya, bersumpah dan bertanggung jawab atas pasien yang di tanganinya. Dia bilang, besok datang lagi ya dan tanyakan kembali ke bagian darah, apa benar hasilnya itu. Tidak ada kesalahan.

Besoknya saya kembali ke RS, ternyata setelah saya tanyakan, hasilnya benar 9.000. Setelah itu dokter spesialis penyakit kulit, menyerahkan saya pada dokter spesialis penyakit dalam. Wah, benar-benar deh saya seperti bola, di lempar sana, dilempar sini. Wekekeke.

Tepatnya tanggal 18 Oktober 2009, saya periksa darah lagi ternyata trombosit saya turun lagi jadi 6.000 dan leukosit saya 21.000 (ga normal, berlebihan). Wah, pada panik dokter itu. Saya malah saat itu santai saja. Karena saya ga merasa sakit apa-apa. Dokter menyuruh saya rawat inap di RS. Karena ia takut terjadi kenapa-kenapa terutama pendarahan.

Wah,.. dengar nama pendarahan, saya langsung jadi lemas. Saya bilang, saya mau pulang ke Medan saja dokter. Saya dah pesan tiket pesawat. Dokternya sampai bersikeras, saya harus di rawat di RS. Saking takutnya, dia sampai nyuruh saya tandatangani sebuah surat yang berisikan bahwa saya tidak menerima rawat inap di RS tersebut.

Saya mondar-mandir ga tau arah di RS tersebut sambil telpon mama. Karena saya ingat terus perkataan dokter tersebut, kalau saya pulang naik pesawat, sementara di pesawat tekanan tinggi, bisa-bisa keluar darah dari telinga, hidung dan mata saya. Aduh serem banget sobat jika dokter menakut-nakuti pasiennya begitu. Akhirnya saya telpon mama dan kembali ke ruang dokter. Trus dokter berbicara dengan ortu saya.

Jadi deh saya di rawat di RS kembali. Capek deh.. Kali ini lebih serem hehhee. Karena lebam-lebam (memar) ada di tubuh. Pendarahan nonstop keluar terus, gusi berdarah bahkan mimisan 1 hari tersebut. Udah masa haid habis, malah keluar lagi. Bayangkan sobatku, saat itu suasana lagi sunyi, ga ada saudara menemani, ortu di medan. Lebih tepatnya sendiri menyepi T_T. Sedihnya liat tetangga yang sakit, sering di jenguk dan ada yg menemani. Alhamdulillah mereka sering menyapa saya dan saya pun membalasnya dengan sapaan dan senyuman khas diri ku ^_^.

Sahabat, pada dasarnya kita juga harus hati-hati dalam memilih obat, apalagi orang awam seperti kita ini.

Setelah membaca salah satu buku saya tentang obat, saya baru tahu kalau obat golongan salisilat seperti asetosal (aspirin, aspilet, naspro), piroksikam (feldene), asam mefenamat (mefinal, ponstan, asam mefenamat: obatgenerik/OG ), ibuprofen (Proris, Ibuprofen/Obat Generik) harus dihindari oleh penderita yang mempunyai gangguan di lambung dan usus. Karena keasaman yang sangat tinggi akan memicu bahkan akan memperparah gangguan di lambung.

Sementara saya sering dikasih obat asam mefenamat. Pantesan keadaan saya sering sakit-sakitan sejak awal typus dulu itu.  Akhirnya sama dokter penyakit dalam yang sekarang saya dirawatnya, saya bilang saja, saya alergi asam mefenamat. Sehingga saya tidak diberikan obat tersebut. Jadilah kita pasien yang cerdas.

 
•.♥.• Pertarungan dengan Obat-Obat Yang Aneh •.♥.•

Hal yang tidak saya suka pada saat dirawat  inapadalah obat-obat yang diberikan dokter. Sepertinya, saya benar-benar jadi kelinci percobaannya. Atau bisa jadi dokter tersebut tidak paham sakit autoimun ITP. Kalau dia tidak paham, apalagi saya yang masih awam, pada awal-awal kena ITP ini.

Awalnya saya di beri obat DHF. Tapi setelah hari ketiga melihat trombosit yang semakin menurun barulah mereka mulai agak ketakutan. Maklum saat itu dokter-dokter yang menangani saya bukan dokter haemotolgi. Saat itu ada 4 dokter yang menangani saya, biasa ITP adalah kasus yang unik dan menarik di RS tersebut. Mungkin belum ada pasien di RS tersebut yang kena ITP. Sempat salah satu dokter menyarankan saya agar ambil sumsum tulang belakang. Karena data kurang lengkap, begitu kata mereka.
 

Lanjut saya telpon mama di kampung halaman :

Mama, dokter menyarankan untuk ambil sum-sum tulang belakang?” jawabQ
Spontan mama bilang “Jangan! Karena jika sumsum kita di ambil maka kita akan jadi lemas, sering masuk angin, dll

Sempat juga saya tanya teman saya yg berprofesi dokter dan teman yang biasa saya sebut bunda (ahli pathogen) juga bilang agar tidak usah ambil sumsum tulang belakang. Karena sangat berbahaya. Lihat aja dari hasil darah kan udah bisa dipastikan terkena apa?

Alhamdulillah sahabatku, tes pengambilan sumsum itu tidak dilakukan. Mulailah diri saya berjuang dan menyapa obat-obatan itu dengan senyuman ikhlas yang khas ^_^.

Obat yang paling saya tidak suka saat itu adalah : Kalnex (untuk menghentikan pendarahan), Kalmethasone, Nexium, Ceftrianoxe, Rantin, Vonceran. Dari obat-obatan itu, ada beberapa yang diinjeksi dan itu menyakitkan bagi saya. Karena saya merasa ada sesuatu yang aneh terjadi ditubuh saya.

Saat di injeksi ke selang infus, dari ujung saraf otak sampai kaki sangat sakit banget, tubuh ini bergetar dan rasanya seperti kesemutan terutama pada bagian yang luka. Paling sakit sekitar selangkangan karena sedang mengahalami haid yang cukup panjang. Untuk menghentikan pendarahan itu, dipanggillah dokter spesialis orgenital alias reproduksi. Saya pun diberi obat untuk menghentikan haid tersebut dan selama 2 bulan tidak haid. Nama obatnya itu adalah Diane.

Ternyata sahabatku, Diane itu obat kontrasepsi oral. Hiks... hiks.. dulu saya ga tahu tentang obat-obatan. Namun sekarang saya sudah memahami berbagai macam obat-obatan dan mulai berhati-hati. Kita harus jadi pasien yang cerdas

Setelah 3 atau 4 hari dirawat, saya bilang ke dokter, bahwa saya tidak tahan dengan obat yang di injeksi. Selanjutnya ia kasih obat yang di minum. Alhamdulillah, saat dikasih obat oral, sakit itu pun telah berkurang. Beda saat diinjeksi, sakitnya luar biasa.
Pada saat itu, harapan saya hanyalah pada teman yang menjenguk, saya percayakan padanya untuk membawa ATM saya ke tempat pembayaran guna membiayai segala biaya perobatan. Cukup mahal karena di RS Swasta. Begitu juga saat saya minta tolong membelikan roti atau buah yang saya inginkan. Tapi beruntung saya, karena kredibilitas itulah saya menyakini teman-teman saya adalah orang baik yang menyayangi saya.

Jujur saja, saya malah ga bisa berdiam diri di tempat tidur itu. Selain terus berdo’a, saya membaca Al-Qur’an, dan bila tubuh saya sakit atau saat ia menyerang tubuh ini sendiri, saya hanya berdzikir dan berdzikir. Allah Maha Tahu apa yang hamba-Nya lakukan. Dengan tangan di infus, saya terus baca buku La Tahzan, melalui HP yang sederhana, saya berselancar di Dunia Internet dan meminta bantuan teman di FB, mencari tahu apa itu ITP. Tapi yang saya dapat, cerita-cerita di internet begitu menyeramkan untuk saya.

Lalu, saya minta pulang paksa ke Medan. Dokter menyetujuinya dan memberikan saya obat untuk dimakan seama rawat jalan. Tapi obat-obatan tersebut bukan membuat saya semakin baik. Malah semakin membuat tulang saya nyeri dan rasa haus luar biasa selama 24 jam. Saya pun tidak bisa tidur. Tiap 5 menit minum karena mulut dan kerongkongan kering. Saya benar-benar bingung harus bagaimana lagi.

Tiba di Medan mulailah saya berobat dengan dokter yang katanya ahli autoimun di Medan. Tapi saya tidak cocok pula dengan mereka. Ada dokter darah yang pada saat trombosit saya 17ribu, saya tidak diberikan obat. Ada dokter reumatologi yang menyuruh saya untuk meneruskan obat yang diberikan dari dokter diDepok Padahal saya bermaksud, ia berikan obat yang lain, karena saya ga suka dengan efek obat yang diberikan dari dokter di Depok tersebut.

Akhirnya saya dapat informasi dari teman kantor mama saya, bahwa ada dokter yang cukup terkenal di Medan dan biaya konsultasinya mahal. Dalam pikiran saya, kalau mahal tidak masalah, asalkan saya bisa semakin baik. Saya cari itu tempat praktik ahli darah yang terkenal tersebut. Ketika sudah dapat, berobatlah saya dengan dokter ahli darah yang bernama DR. Gino Tann, Sp.PK, M.D., FISH, Ph.D (London). Alhamdulillah, saya dapat info begitu banyak dari Dokter Gino. Beliau sangat baik, mau mengajari saya berbagai macam ilmu penyakit darah ini sampai beberapa macam penyakit autoimun yang lain.

Saya diskusi juga tentang jenis obat-obatan yang diberikan oleh dokter yang di Depok tersebut. Ternyata selama ini saya menjadi bahan percobaan dokter di Depok itu. Walaupun saya kesal tapi saya tidak menyalahkan mereka, karena mereka sudah lakukan yang terbaik buat saya. Mungkin dokter-dokter penyakit dalam itu belum paham tentang penyakit autoimun ITP. Harusnya mereka pelajari juga mengenai penyakit-penyakit darah dan autoimun. Sehingga mereka tidak bertindak terlalu berlebihan dan cukup menyakitkan pada pasien. Saya mengetahuinya, saat dokter Gino mengatakan bahwa obat-obatan yang saya konsumsi kurang tepat dan dosisnya terlalu keras (tinggi), bisa berbahaya buat tubuh saya sendiri. Bahkan bila diteruskan saya mengkonsumsinya dalam waktu singkat (sebulan), saya bisa kena osteoporosis. Mendengar hal tersebut saya sedih, kenapa saya tidak paham obat-obatan dulu. Mungkin karena saya seorang mahasiswi Teknik Elektro, jadi ya tidak paham ilmu Farmasi. Namun, saya bersyukur. Saya sekarang jadi tahu mengenai obat-obatan dan efek sampingnya.

Saya berpikir, mungkin saya selama ini banyak lalai atau banyak dosa yang telah saya perbuat, makanya saya mendapat cobaan penyakit unik ini. Selain itu, saya juga merenung, mengapa banyak penjahat tidak di hukum dengan penyakit aneh, kenapa orang seperti saya harus di hukum dengan penyakit seberat ini. 


Alhamdulillah wa syukurilah, ada seorang sahabat berkata : Berkhusnudzonlah (berbaiksangkalah) pada Allah, insyaAllah Dia tidak akan mendzolimi hamba-Nya yang selalu beribadah dan sayang pada-Nya. Semoga ujian ini menggugurkan dosa-dosa dan meninggikan derajat kita. Jiwa ini pun semakin semangat mendengar hal tersebut dan dari hari ke hari jiwa ini selalu ingin dekat dengan-Nya. Hanya tuk selalu di dekatNya. Allahu Akbar, Laa Ilaha illallah, istigfar pun membasahi bibir ini. Tak ada yang sempurna di Dunia, kecuali Dia; Ilahi Rabbi.

Rasul bersabda : ‘Setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti akan Allah hapuskan berbagai kesalahannya, seperti sebuah pohon meruntuhkan daun-daunnya.’ (HR. Muslim)

Tidaklah seorang muslim mengalami kepayahan, kesakitan, kegelisahan, kesedihan, gangguan, maupun kesusahan, bahkan duri yang menusuknya, melainkan dengan itu Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya.‘ (HR. Bukhari no.5642)


Sembari saya istirahat di Medan, saya pun mengerjakan skripsi saya dan kadang belajar tentang skripsi saya melalui chatting dengan salah satu teman di UI yang dia emang jago buat software.
Saya berpikir, saya harus selesaikan ini semua di semester ini, jangan sampai tahun depan. Palagi tahun depan saya mau menikah. Cihuii…(walaupun akhirnya saya tidak jadi menikah. Karena saat saya kena ITP ini, pasangan saya membatalkan untuk melamar dan menikahi saya).

Ketika saya di Medan, pernah trombosit saya mencapai 3.000 bahkan sempat di bawah 3.000, tapi alhamdulillah lagi-lagi Allah memberikan keajaiban bahwa HB (hemoglobin) saya normal. Jadi saya tidak mengalami pusing, lemah, dan lain-lain. Saya sehat-sehat saja. Bahkan saya pernah tanya dengan dokter, "dokter kenapa saya tidak transfusi darah atau trombosit?". Ternyata dokter bilang bahwa selama HB kita normal, kita tidak perlu transfusi trombosit dan dampaknya itu justru lebih berbahaya. Penyakit apapun bisa masuk jika tidak di teliti. Alhamdulillah.. Saya paling suka berobat ke dokter terakhir ini yaitu Dr.Gino Tann.

Oh ya, obat-obat yang saya bawa pulang dari dokter di Depok di stop semua sama Dr Gino. Karena efeknya kurang bagus seperti yang saya utarakan di atas dan saya pun ga nyaman memakannya. Bawaan saya mau minum aja, dan mau makan terus menerus. Benar-benar ga tahan deh jika obat-obat kimia yang salah masuk ke tubuh kita. 24 jam ga stop mulut ini harus mengunyah sebab perut lapar dan minum terus sebab kerongkongan terasa kering. Ternyata obat yang di berikan ke saya sangat keras. Efeknya pengeroposan tulang, dehidrasi, ginjal, dll. Ya Allah, puji syukur pada-Mu, Engkau menolong ku kembali. Dan memberikan saya berbagai petunjuk.

Bersama Dokter Gino Tann, yang menurut saya dia luar biasa dengan banyak gelarnya; ahli haemotolgi, onkologi, FISH, DEA, dll dan dia cukup terkenal di luar negeri, tapi orangnya ramah dan tidak pelit dengan ilmu. Saya banyak dapat ilmu darinya. Agar saya selalu tetap fit ^_^. Dia ajari saya konsep makanan yang baik. Alhamdulillah sampai sekarang saya tetap fit.

Tiba-tiba mama ada tanya, “Dokter, kalau menderita sakit ITP ini, apa bisa punya keturunan ga? Apakah penyakit ini turunan?”

Dokter pun bercerita, bahwa dulu ada pasiennya di Irian Jaya. Dia datang jauh-jauh ke Medan hanya untuk berobat pada Dr.Gino. Saat itu trombositnya satu ribu. Tapi liat sekarang, ia telah punya dua anak dan hidup normal. ITP bukan penyakit turunan. ITP juga bukan penyakit menular. Untuk berobat selanjutnya, karena saya di Depok, kalau ada apa-apa dengan saya ya berobatnya hanya via jarak jauh melali SMS dan email. Tenangnya hati dan jiwa ini mendengar kata-kata itu.

Saya hanya 1 bulan di Medan, kemudian kembali ke Jakarta berjuang menyelesaikan skripsi yang sempat tertunda. Hujan-hujan deras, bolak-balik saya ke kampus dengan kondisi baru sembuh dari sakit, saya terus maju, tidak menyerah dan berjuang. Alhamdulillah, Allah mendatangkan keajaiban lagi. Saya yang jarang bimbingan, dosen pembimbing saya menerima skripsi saya. Alhamdulillah ya Allah.. saya bersyukur pada-Mu dan berterimakasih pada dosen-dosen pembimbing dan penguji saya waktu sidang. Walaupun waktu sempat di undur beberapa jam dari yang telah di tentukan mulainya sidang skripsi saya tapi subhanallah wa Alhamdulillah, hasil ujian saya memuaskan bahkan nilai Indeks Prestasi Kumulatif yang saya peroleh juga di luar dugaan saya. Cukup baik&nilai yang memuaskan, sesuai yang saya harapkan. Sungguh Allah itu Maha Besar, Pengasih dan Penyayang, bagi mereka yang meyakininya.

Walaupun harapan saya tertunda, menikah di tahun ini. Tapi saya yakin itu adalah pilihan yang terbaik dari-Nya. Agak traumatik sih karena peristiwa menyedihkan itu di mana calon suami saya memutuskan untuk tidak jadi melamar saya. Itu berlangsung terjadi pada malam saya mau wisuda di UI. Dia SMS saya dan menyatakan tidak jadi melamar dan menikahi saya. Saya ga tahu penyebabnya apa, karena ia mulai menjauhi saya, saat saya menderita ITP ini. Bisa jadi ia takut dengan penyakit saya. Ntahlah, saya pun tidak tahu. Mungkin dia juga bukan jodoh saya. Apapun yang terjadi, saya tidak boleh bersedih dan berkelanjutan. Saya harus semangat.

Begitu banyak masalah yang terjadi di dalam hidup saya ini, Engkau tetap ada di hati dan jiwaku Ya Rabb. Saya yakin, Engkau akan berikan yang terbaik bagi kaum yang selalu mensyukuri semua nikmatMu. Selalu berusaha, semaksimal mungkin melakukan yang terbaik, mengembangkan seluruh potensi. Sahabat, otak dan hati kita mempunyai kapasitas yang jauh lebih banyak dari yang kita duga. Semakin dipakai, otak dan hati akan berfungsi dengan baik. Semangat dan senyum. Alhamdulillah sekarang saya udah 3 bulan tidak minum obat. Karena trombosit saya sudah normal. Saya berusaha meneliti diri sendiri dan meyakinkan bahwa semua tergantung alam bawah sadar kita dan jiwa semangat kita bahwa segala penyakit itu ada obatnya. Saya yakin, saya bisa sembuh. Dampak kesembuhan itu udah saya rasakan saat ini. Saya ingin melihat, apakah saya bisa tahan dengan tanpa obat. Apakah penyakit-penyakit lain bisa bermunculan juga, saat saya tidak minum obat. Ini hanyalah observasi yang saya lakukan pada diri saya. Karena kita tidak tahu masa depan kita akan terjadi seperti apa. Tapi untuk masalah saya tidak minum obat saat ini, jangan ditiru ya. Karena kemampuan tiap orang berbeda-beda.

Saya selalu ingat bahwa :

Dalam sebuah hadits shahih disebutkan : “Allah tidak pernah menurunkan sebuah penyakit, kecuali Dia juga menurunkan bersamanya obat; obat itu bisa diketahui oleh orang yang mengerti penyakit tersebut dan tidak bisa diketahui oleh orang yang tidak mengerti penyakit tersebut

Seorang Professor Hawks dari Universitas Colombia telah menjadikan senandung berikut sebagai salah satu moto hidupnya : “Semua penyakit yang ada di bawah matahari pasti ada obatnya, atau sama sekali tidak pernah ada. Jika ada, maka berusahalah untuk mendapatkannya. Namun jika tidak, maka jangan dipikirkan
 

Bisa jadi obat kimia adalah obat yang diturunkan oleh Allah mellaui perantara manusia yaitu dokter untuk mengobati penyakit. Namun bisa juga tanpa obat setelah trombosit normal dan menjaga pla makan sehat, pola pikir sehat, kita bisa jadi sehat. Yang pasti adalah jadikan sakit itu sebagai ujian, cobaan dan kesulitan yang semakin memotivasi diri kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya.. Karena itulah yang membuat diri kita sehat.

Pola Hidup sehat yang selalu saya lakukan :
1.) Mengindari yang namanya susu
2.) Menghindari makan yang asam-asam karena bisa memicu bagi yang asam lambung tinggi.
3.) Makan buah sebelum makan. Biasanya saya makan melon, pisang atau buah pir. Juga bisa buah bit. Tapi saya pernah makan buah bit, tekanan saya jadi rendah, jadi saya hentikan.
4.) Banyak makan sayuran
5.) Melakukan pola self healing ala Evi Andriani

Latihan self quantum love healing "terapi hati penuh cinta" dikombinasikan terapi visualisasi :
1. Caranya: posisi badan dlm keadaan duduk atau posisi apa saja yang penting serileks dan senyamannya.
2. Lalu bayangkan hal yg indah-indah atau lepaskan pikiran yg membebankan tubuh.Ingatlah orang2 yg kita cintai,peluk mereka erat.
3. Selanjutnya tarik nafas sedalam2nya dari hidung, tahan, lalu hembuskan perlahan2 dari mulut: hah..hah..hah..hah
4. Katakan dalam hati, "Ya, Allah saya bersyukur memiliki ibu, teman, keluarga yang saya cintai. (Bayangkan kita sedang memeluk salah satu dari orang yg plg kita cintai diantara mereka). Lalu alirkan energi positif cinta ke seluruh tubuh.
5. Selanjutnya tarik nafas sedalam2nya dari hidung, tahan, lalu hembuskan perlahan2 dari mulut: hah..hah..hah..hah
6. Kemudian katakan, "Ya, Allah saya ikhlas akan sakit di tubuh yg saya derita ini. Saya ikhlas, saya serahkan semuanya padaMu, Ya Allah. Sel-sel dan saraf di tubuhku, maafkan aku karena telah membuatmu sakit. Saya ikhlas." » Pasien sambil bayangkan di mana tempat atau daerah yang sakit yang ingin disembuhkan.Misal perut. Maka pegang itu perut.
7. Lakukan sepuluh kali atau senyamannya saja.
#Dibaca sebelum tidur dan sesudah tidur, di saat tubuh sangat sakit atau dpt dibaca setiap hari.

6.) Sabar dan ikhlas atas ujian yag kita terima.
7.) Berdo’a, berusaha, tawakkal dan rajin beribadah pada Yang Maha Kuasa.
Jika kesembuhan itu yang terbaik bagi Allah, aku bersyukur. Namun, apabila Allah tidak memberikan kesembuhan padaku hanya agar aku tidak melangkah ke tempat-tempat maksiat aku pun bersyukur. Allah Maha Tahu yang terbaik untukku
8.) Berolahraga. (tapi yang satu ini di lihat kondisi tubuh juga, ga oleh terlalu letih).
9.) Tersenyum dan selalu semangat dalam beraktivitas.
10.) Banyak minum air putih, sesuaikan dengan berat tubuh. Terutama ketika baru bangun tidur, karena ada enzim luar biasa yang bagus untuk metabolisme tubuh kita

Oh ya, tak lupa sahabatku, setiap paginya saya sering makan tempe dan tahu sangat banyak. Karena dokter bilang gizinya sangat baik banget. Alhamdulilllah sampai sekarang ini kondisii saya sehat selalu, tidak mengalami pendarahan yang hebat lagi. Hanya normal pendarahan haid biasa. Kalau udah haid, saya hanya istirahat. Tapi pernah juga saya beraktivitas full harus pergi ke 4 tempat yang berbeda karena kegiatannya banyak saat itu. Syukur pun terucap, saya tidak apa-apa. Sampai sekarang aktivitas saya masih banyak dan saya tidak mau menyerah. Justru ketika saya mengalami ini semua menjadikan saya lebih dekat pada-Nya. Bahwa nikmat sehat itu luar biasa.

Sahabatku, apapun yang orang katakan tentang kita, ataupun ada orang yang menghina kita, mencaci kita dengan sakit yang kita derita. Janganlah engkau bersedih, janganlah engkau semakin berkecil hati. Tapi balaslah semua itu dengan senyuman. Jadikan itu motivasi untuk terus bergerak aktif. Tiada yang mustahil di dunia ini. Yakinlah bahwa Tuhan Yang Maha Esa selalu ada di dekat kita. Dia pasti berikan yang terbaik buat kita. Semangatlah.. Justru bisa jadi, engkau bisa lebih hebat daripada orang sehat yang senantiasa berputus asa atau bermalas-malasan. Keep fight, no pain and no gain... No Excuse if we want tobe success.

Sahabatku, Jangan pernah engkau berkata :
Saya tidak sanggup lagi,
Saya tidak mampu lagi bertahan,
Saya tidak bisa melakukannya karena saya lemah dan sakit
Saya tidak tahu bagaimana bisa sembuh
Saya sudah capek, saya menyerah,
Saya gagal...


Sahabatku, itu adalah kata-kata yang berisi alasan yang akan membuat kita semakin terpuruk, jatuh pada lubang yang terdalam. Bukan membuat kita yakin akan sembuh tapi justru membuat sakit semakin parah. Genggamlah keyakinan di jiwa kita. ^_^. Berbicaralah pada Yang telah menciptakan kita dan kepada orang-orang yang bersimpati pada kita, jangan berbicara pada orang-orang yang justru membuat motivasi kita ingin berkembang menjadi hancur dan menjadi hidup pesimis.


*.:
。✿*゚゚・✿..:*•.¸¸.•´¯`•.♥.•´¯`•.¸¸.•...:* *.:.•.¸¸.•´¯`•.♥.•´¯`•.¸¸.•...:*

Semoga apa yang saya tulis ini bermanfaat buat kita semua. Khususnya teman-teman saya yang menderita penyakit ITP.  Saya mengharapkan sekali teman-teman seperjuangan saya berbagi kisah awalnya bersama ITP. Pasti lebih seru dari yang sayabuat. Terimakasih buat semua sahabat-sahabatku yang telah membaca tulisan yang sederhana ini. Maafkan saya bila ada kesalahan dalam penulisan dan ucapan. Semoga teman-teman ITP bisa terus semangat ya. Semoga kita bisa ketemu bersama.

Wassalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh
~Evi A.~
Medan, 22 Juni 2010

http://eviandrianimosy.blogspot.com/




Bagi teman-teman yang ingin pengetahuan lebih lanjut tentang ITP bisa hubungi saya lewat email : evi_andriani55@yahoo.com. atau  SMS/WA ke : 081315443133.



*.:
。✿*゚゚・✿..:*•.¸¸.•´¯`•.♥.•´¯`•.¸¸.•...:* *.:.•.¸¸.•´¯`•.♥.•´¯`•.¸¸.•...:*

Adapun sebagian do'a yang selalu saya baca dalam setiap beribadah solat :

.... Anni massaniyadhdhurru wa anta ashamurraahimiin.

"... (Ya Tuhanku), sesuangguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang diantara semua yang penyayang". (QS. Al-Anbiya [21] : 83)

Allaahumma rabbannaasi, adz-hibil ba'sa, isyfi antasysyaafii, laa syifaa-a illaa syifaa-uka, syifaa-an laa yughaadiru saqamaa.

"Ya Allah, Tuhan pemelihara manusia, hilangkan bahaya (kejahatan dan penyakit), sembuhkanlah karena hanya Engkaulah yang bisa menyembuhkan, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-MU. Kesembuhan yang tidak menunggalkan satu penyakit pun" (Muttafaqun'alaih)

Rabbanaa hablana min azwajinaa wa dzurriyaatina qurrata a'yuniw waj'alnaa lil muttaqiina imaamaa.

"Ya Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami istri / suami dan keturunan yang menyenangkan hati. Danjadikanlah kami teladan bagi orang-orang yang bertakwa" (QS. Al-Furqon [25] : 74)

Rabbi laa tadzarnii fardan wa anta khairul waaritsiin.

"Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri (tidak mempunyai keturunan yang mewarisi) dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik" (QS. Al-Anbiya [21] : 89)

"... Rabbi hablii milladunka dzurriyatan thayyibatan innaka samii 'uddu'aa'"

"... Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do'a" (QS. Al Imran [3] : 38)




Silahkan baca juga tulisan saya lainnya terkait ITP di bawah ini :

ITP (Idiopathic Thrombocytopenic Purpurae) [bagian 1] 

Diagnosis dan Pengobatan Bagi Penderita ITP [BAGIAN 2] 

Dahsyatnya Kekuatan Cinta dan Maaf; Trombosit Naik

Tips Tetap Fit Bagi Penderita Autoimun (Lupus dan ITP) 

Demam Panjang dan Trombosit Rendah, Waspada Itu Lupus

Herbal yang Tidak Cocok Bagi Autoimun (Lupus atau ITP)

Jawaban dari Pertanyaan Seputar Imunitas dan Herbal 

Semangat Untuk Bertahan Hidup


Faktor-Faktor Penyebab Susah Tidur