My Sweet Home

Janganlah Engkau Katakan Seandainya...

Pagi ini aku membuka lembaran-lembaran halaman salah satu bukuku, mataku tertuju ke salah satu halaman yang menuliskan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :


Abu Huraira ra. Meriwayatkan “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata “ ….Teruslah memohon pertolongan Allah dan jangan berhenti ,Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian, tentu hasilnya akan begini dan begitu, sebaliknya katakanlah “demikianlah Allah menetapkan dan Dia berbuat menurut kehendakNya, kata seandainya itu membuka gerbang menuju (pikiran-pikiran) setan (HR Muslim)


Subhanallah !!, betapa banyak ucapan-ucapan yang di awali dengan “seandainya…” yang telah aku lontarkan selama ini, dan hamper semuanya membawa hatiku menuju ke gerbang (pikiran-pikiran setan). Iya semua itu tanpa sengaja maupun dengan sadar aku ucapkan, khilafku dan ketidaktahuankulah yang membuatku hanyut dalam kebodohan.


Aku jadi ingat, ketika aku gagal melakukan sesuatu atau mendapatkan sesuatu waktu itu, ungkapan “seandainya” kerap terucapkan…


“Seandainya aku tidak ketiduran, tentu saya tidak akan ketinggalan pesawat tersebut”

“Seandainya aku tidak sakit waktu itu, tentu saya mempunyai kesempatan ikut test itu”

“Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.” (QS. Yusuf: 21)


Subhanallah !!, lagi-lagi di buku tersebut dituliskan firman Allah yang membuatku semakin sadar. Ketika aku gagal atau tidak tercapai keinginanku, sebaiknya hendaklah aku menyandarkan segala urusannya pada Allah karena hanya Dia-lah yang men-takdirkan segalanya. Dan aku harus melatih hatiku untuk tetap selalu menanamkan bahwa Allah mempunyai sifat Iradat (berkehendak) dan Allah itu Muridan yaitu Zat yang Maha Berkehendak.


Mengapa bisa membawa ke gerbang (pikiran-pikiran) setan?

Coba bayangkan lagi!, ketika kita ucapkan “seandainya…” ketika kita gagal mencapai sesuatu yang tidak kita inginkan. Muncul rasa was-was, sedih, timbul penyesalan, dan kegelisahan.Dan tidak menutup kemungkinan lupa akan Allah yang maha mengatur dan menetapkan


Tetapi ada juga kata-kata “seandainya” diperbolehkan, insyaAllah dengan matahati kita bisa melihat dan merasakan mana yang bisa kita ucapkan mana yang tidak perlu kita lakukan,


ucapan ‘seandainya’ digunakan hanya sekedar pemberitaan, memungkinkan untuk kita ucapkan

“Seandainya engkau kemarin menghadiri pengajian, tentu engkau akan banyak paham mengenai jual beli yang terlarang.” karena yang dianggan-angankan adalah hal yang baik-baik atau dalam hal mendapatkan ilmu nafi’ (yang bermanfaat)

“Seandainya aku punya banyak buku, tentu saya akan lebih paham masalah agama”

“Seandainya saya punya banyak harta seperti si fulan, tentu saya akan memanfaatkan harta tersebut untuk banyak berderma.”


Jadi mulai sekarang tidak perlu bersedih, dan tetaplah berdoa kepada Allah dikala kegagalan, keinginan atau ketidakenakan hati itu tidak menghampiri.


“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu.” (QS. Al Baqarah: 216)


Seandainya kita memegang sekuntum bunga berduri, dikala itu juga tangan kita terluka kena duri yang tajam dari bunga yang kita pegang. ada dua pilihan yang bisa kita ucapkan

"seandainya saja aku tidak memegang bunga itu, mungkin...." atau

aku cepat bersyukur, lukaku tidak seberapa, dan berharap dibalik semua itu akan menghapus dosa-dosaku



Abu Huraira ra. Meriwayatkan ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam "Tidak ada rasa lelah, rasa sakit, stress, cemas, sedih atau cedera yang dialami seorang muslim, bahkan tusukan duri sekalipun, melainkan allah akan menjadikannya sebagai penebus dosa-dosanya" (HR.Muslim).

(Kiriman dari sahabatku : akhi Sumarna)
author

a wife, a mom, a blogger, a survivor of ITP & Lupus, a writer, author, a counselor of ITP & Lupus autoimmune, a mompreuneur, a motivator, a lecturer.