My Sweet Home

[Bukan Buku Harian Biasa] Aku Bukanlah Aku yang Dulu

Kau dulu yang menyeretku hingga ke dalam kubangan cinta. Kau dulu yang berjanji akan menikahiku setelah aku tamat sekolah. Saat perasaan itu semakin membuncah, kau campakkan aku tanpa rasa bersalah. Dengan mudahnya kau bilang tak memiliki perasaan apa-apa lagi padaku. Sungguh ironis dirimu. Betapa malunya aku terhadap ibuku karena aku sering menceritakan tentang dirimu pada ibuku.

Demi kau, aku jual perhiasaan emasku agar aku dapat menemuimu di luar kota kelahiranku. Itulah aku. Bila aku telah percaya dengan orang lain dan menyayanginya, aku akan membantu orang tersebut semampuku. Aku begitu kuper, culun, dan benar-benar telah hilang logika ketika menyukaimu. Bisa jadi ini adalah cinta buta atau cinta monyetku. Karena usiaku sangatlah muda, masih remaja. Aku tidak suka yang namanya pacaran, itulah aku.

Jika kuingat hal ini lagi atau aku menemukan kisah seseorang yang sama denganku atau jika ada yang curhat denganku maka aku akan menasehati mereka agar tidak berada pada jalan yang salah seperti aku dulu. Bahkan jika ada film yang mirip denganku, aku selalu menangis. Betapa culunnya aku dulu. Rasa sakit dulu kadang masih kurasakan. Karena kau tinggalkan aku dengan sikap burukmu padaku yang buatku trauma hingga sekarang.

Mengapa setelah belasan tahun berlalu, kini kau kembali muncul. Tolong menjauhlah dariku jika kau hanya ingin menyakitiku. Aku sudah tenang dengan kehidupan sekarang ini. Aku, bukanlah aku yang dulu. Aku sekarang seorang wanita yang tidak mudah lagi engkau sepelekan. Aku sekarang dengan beranekaragam prestasi. Aku sekarang seorang wanita yang telah dewasa dengan banyak pengalaman hidup. Aku sekarang sudah menjadi seorang penulis. Aku sekarang adalah calon seorang dosen. Aku sekarang seorang penceramah di kajian keputrian sebuah universitas. Aku tahu yang kulakukan adalah perbuatan dosa hingga aku bermandikan rasa cinta yang seharusnya tidak aku lakukan karena cintaku hanyalah untuk dia yang akan menjadi halal bagiku.

Aku sekarang juga berbeda dengan aku yang dulu. Karena aku sekarang adalah seorang muslimah yang tidak mudah saja engkau kotori dengan sikap burukmu itu. Jika kau sekarang datang menemuiku hanya untuk menyakitiku lagi, itu adalah perbuatan sia-sia. Walaupun aku kembali terkenang dengan masa laluku yang buruk, tapi itu semua kuanggap adalah nikmat dari Allah yang menjadikan episode kehidupanku penuh warna. Sehingga aku dapat memahami setiap jiwa manusia dengan insting yang aku miliki.

Biarlah penderitaanku dulu, aku simpan untuk aku sendiri menjadi memori yang menjadikanku terus lebih baik dari sebelumnya. Hingga kehidupanku menjadi penuh arti, bermakna dan dekat dengan Sang Pencipta. Aku sudah memaafkanmu dari dulu karena aku ingin menjadi orang yang bertakwa. Aku tetap menjalin silaturahim denganmu, walaupun dulu kau sempat memutuskannya. Aku tetap bertahan dengan hatiku yang lembut namun aku memiliki ketegasan dalam setiap sikap. Aku ingin menjadi wanita tangguh. Inilah aku sekarang. Kau akan lihat sendiri bagaimana sikap aku sekarang. Pujian dan rayuanmu tak begitu berarti lagi bagiku. Walaupun engkau tampan, cerdas dan berkulit putih, aku tak mudah kau perdaya lagi. Aku tetap akan menjadi temanmu sampai kapan pun tapi jika untuk menjadi sahabat dekat, maafkan aku karena aku hanya ingin berteman pada mereka yang memiliki iman dan akhlak yang baik. Itulah prinsipku berteman.

Medan, 9 September 2011
~Evi A.~
Selesai : 14.00 - 14.25 WIB
author

a wife, a mom, a blogger, a survivor of ITP & Lupus, a writer, author, a counselor of ITP & Lupus autoimmune, a mompreuneur, a motivator, a lecturer.