My Sweet Home
Liburan ke Jakarta
author

Liburan ke Jakarta

Setelah beberapa hari kemarin, mengunjungi Lipi, Pameran TBM dan PKBM di Kemendiknas, Pameran Social Media di FX Plaza Sudirman, Kota Tua Jakarta, dan Resto Jepang yang di Sarinah (yang menurut saya makanannya enak banget).

Selanjutnya pengen wisata kuliner, makan "Es Krim Italia, Ragusa", Jl. Veteran I no.10 Jakpus bersama adik2 sepupu Jakarta besok. Pengen menikmati es krim dengan nuansa bangunan khas Belanda&kuno. Harganya pas searching masih standar 8ribu-28ribu. Hmm,...
Atau ke Central Park makan es krim. Mau pengen tak bandingkan dengan es krim favorit Evi di Medan, Fountain. Hehehe.

"Hidup ini harus dinikmati.Bukan dijadikan beban untuk kita melangkah. Banyak orang sakit dan pusing karena menjalani sesuatu yang tidak dinikmatinya. Jika itu beban, tinggalkanlah. I'm happy doing what I love." ~Evi A.~

Selagi di Jakarta, harus benar-benar dinikmati. Agar sehat selalu, agar dapat mengetahui seluk beluk kota Jakarta sebelum ke depannya menetap di Jakarta.

Selamat berbuka puasa Arofah. Semoga Allah menerima segala amalan baik kita dan memberkahi kita semua.

Salam santun,
~Evi A.~
Jakarta, 14 Oktober 2013
— with Sofie Tairio and 18 others.
Apakah Cinta Itu Buta?
author

Apakah Cinta Itu Buta?


Apakah Cinta Itu Buta?

Banyak kita mengatakan bahwa cinta itu buta. Menurut teman-teman gimana? Lalu seperti apa cinta buta dan cinta tidak buta?

Cinta buta yaitu cinta yang tidak melihat bagaimana rupanya, cinta yang tidak memandang baik dan buruknya, cinta yang kadang tidak melihat akidahnya atau bahkan cinta yang tidak melihat milik siapa dan semua berdasarkan cinta yang mengikuti hawa nafsu semata.
Menurut saya tidak semua cinta itu buta.

Seperti kejadian yang saya alami. Karena banyaknya saudara atau teman-teman seorganisasi, semua pada tanya, siapa pasangan hidup Evi sekarang? Ketika saya bilang, pasangan hidup saya, seorang laki-laki biasa, hidup sederhana, tidak kaya, dan juga tidak tampan. Kemampuan ilmu pengetahuan umum dan agamanya juga standar. Bukan orang terkenal, dan bukan pula orang yang punya jabatan tinggi di tempat kerjanya. Dia hanya laki-laki biasa. Yang berani datang meminta pada orang tua untuk melamar seorang Evi Andriani.

Sebagian teman-teman dekat atau anggota keluarga besar sudah mengetahui, bahwa seperti apa tipe saya dulu. Hehehe. Makanya ketika saya memilih laki-laki biasa, semua terkejut. Dan sebagian menerima, sebagian lain mengatakan cinta itu buta.

Menurut saya, cinta saya itu bukan cinta itu tidak buta. Karena tentunya saya punya banyak pertimbangan, baik, dan buruknya. Paling terpenting bagi saya adalah seorang laki-laki pemberani, datang ke Medan, meminta kepada orang tua untuk melamar anak wanitanya. Semua dilakukan dengan cara yang baik-baik.

Waktu pertama kali ia datang, belum berhasil. Orang tua masih enggan melakukan diskusi serius tentang pelamaran. Ditambah lagi, orang tuanya juga masih bimbang karena jauh sekali antara Sulawesi Selatan-Jakarta-Medan. Mulailah kita sempat ga ada komunikasi. Dan saya pun pasrah pada Yang Maha Kuasa. Hati pun menjadi sedih, siapa ya laki-laki yang akan menikahi wanita sepertiku. Wajar sekali menurut saya, wanita itu sedih karena wanita itu sangat peka terhadap sesuatu. Kemudian, dalam hati saya berkata lagi, "Apakah ada atau tidak ada? Laki-laki yang saya harapkan ga pasti datangnya melamar sedangkan yang sudah pasti datang meminta untuk melamar, justru orang tua saya juga masih kurang yakin." Akhirnya, saya bingung, diam, dan saya pasrah saja sama Allah.

Eh, ga tahunya laki-laki biasa tersebut datang kembali lagi untuk meminta kapan bisa melamar. Belum disetujui lagi. Beberapa bulan kemudian, ia datang kembali meminta untuk melamar seorang Evi Andriani. Menurut teman-teman, diterima atau ditolak laki-laki biasa tersebut karena sudah tiga kali Jakarta-Medan? InsyaAllah jika Allah sudah berkehendak, maka akan terjadi. Dan diterimalah ia. Karena niatnya baik untuk menuju ke jenjang pernikahan.

Allah menjadikan pernikahan sebagai ikatan penuh tanggung jawab yang menjadikan manusia bermartabat tinggi. Subhanallah.

Alhamdulillah. Banyak orang bilang saya lama menikah karena saya mengejar karir, atau saya tipikal orang pemilih. Hahaha, itu mah orang sok kepo banget. Yang pasti jodoh saya belum datang. Sambil menunggu jodoh ya terus berbuat kebaikan, karena saya percaya jodoh itu ada.

Jadi bukan karena cinta saya buta. Tapi proses yang banyak perjuangan inilah yang saya suka.

Cinta buta itu cinta yang merelakan hidupnya, kepentingannya hanya berdasarkan nafsunya saja. Misal, cinta pada seorang dengan menjual akidahnya, mengorbankan akhirat demi dunianya. Atau cinta kepada seseorang yang sudah memiliki istri/suami, lalu posesif--perasaan ingin memiliki dan menikahinya--lalu mengatakan ingin menikahi namun belum ditampakkan, berani berbuat, tapi ga berani bertanggung jawab. Cinta buta juga bisa diartikan cinta yang hanya sesaat saja terlintas seperti di jalan saat laki-laki penggoda menggoda seorang wanita cantik tubuhnya apalagi seksi, sudahlah buta langsung hatinya, sampai suit-suit atau ia berkhayal yang macam-macam. Hmm,... Masya Allah deh kalau begitu jangan berharap kepada laki-laki seperti itu. Yang pastinya cinta buta itu menyiksa dan menyakitkan hati. Lebih baik cukup jadi teman atau sahabat saja ga lebih. Dan contoh lainnya masih banyak lagi.

Jadi, bukan berarti ketika memilih laki-laki/wanita biasa langsung dikatakan cinta itu buta. Ketika kita memilih laki-laki/wanita yang rupa dan fisiknya biasa saja, lalu dikatakan cinta itu buta. Jika niatnya baik karena Allah swt dan berani bertanggung jawab, bukan hanya sekadar kata-kata itu ya cinta benaran, cintanya melek. Cintanya yang dibangunnya juga sewajarnya dan tidak berlebihan. Selain itu, ia berani menerima realita; kekurangan kelebihan diri kita. Karena hatinya ikhlas karena Allah, hatinya berbicara karena Allah, sehingga matanya terbuka, pikirannya pun jalan, dan ia langsung berbuat. Jadi bukan omdo (omong doang).

Sahabatku di manapun berada, cintalah karena Allah, jangan cinta buta karena akan merusak hidup kita.

Percayalah pada Allah bahwa jodoh kita ada, maka jangan jadikan cinta kita buta. Inilah ujian dari Allah swt

"Ujian yang tiada henti-hentinya menimpa kaum mukmin pria dan wanita, yang mengenai dirinya, hartanya, dan anaknya, tetapi ia tepat bersabar, ia akan menemui Allah dalam ketiadaan dosa." (HR.Tirmidzi)

KH. Imam Badri berkata, "In shabarta 'alal-asyaqqi qalilan, istamta'ata 'alal-aladzdzi thawilan, jika Ananda bersabar dengan kesulitan dan kesusahan yang sebentar, maka Ananda akan menikmati kelezatan yang panjang."

Salam santun,
~Evi A.~
Di sudut kamar tercinta, 9 Oktober 2013
— with Trulee Khadija.