My Sweet Home
Bersyukur Atas Usia Bertambah, Jatah Hidup Berkurang
author

Bersyukur Atas Usia Bertambah, Jatah Hidup Berkurang


Alhamdulillah wa syukurillah, bahagia Evi hari ini lihat hasil pemeriksaan laboratorium, trombositnya normal 229.000. Bulan lalu hanya 52.000. Semua berkat obat dari dokter saya dan doa dari semuanya yang mendukung Evi. Senin besok, tanggal 12 Oktober 2015, saya akan melihat hasil pemeriksaan tiroid. Karena asap kabut, terjadi batuk-batuk, sesak nafas, denyut jantung cepat dan kepala sakit sekali. Mudah-mudahan hasil pemeriksaannya baik.

Habis duit untuk cek lab 2juta lebih. Belum sama pembelian obatnya. Bulan lalu pemeriksaan lab+dokter+obat hampir 4juta :D. Gak apa-apa demi kesehatan. InsyaAllah rezeki akan terus mengalir jika kita percaya pada Allah Yang Maha Pemberi Rezeki dan tentunya tetap rajin beramal, berdoa, bersedekah.

Di usia saya yang sekarang sudah 31 tahun ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua teman, guru, dosen, ustadz, syeikh, habib, sahabat, dokter, keluarga, dan suami yang sudah setia menjadi teman saya, mendukung saya, dan mendoakan saya.

Semoga Allah memberikan keberkahan kepada semua semua teman, guru, dosen, ustadz, syeikh, habib, sahabat, dokter, keluarga, dan suami Evi. Aamiin.

Ada satu hal yang masih saya ingat dan tidak saya lupakan pada Senin kemarin. Menjelang usia 31 itu, saya mendapat cobaan. Tepat jam 1.30 pagi pada 5 Oktober, tiba-tiba tubuh menggigil dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Jantung berdetak sangat cepat dan semakin kencang.
Semakin cepat, semakin sakit rasanya.
Tulang dada sakit sekali.
Seakan-akan arwah ini hendak terangkat.

Lalu saya duduk dengan tenang, memejamkan mata, mengatur pola pernafasan, dan berdoa.
"Ya Allah, sehatkan aku, kuatkan aku, aku ikhlas atas apa yang terjadi hari ini.
Qud biyadhi adrikni
Ya sayyidi ya Rasulullah
(datanglah &jenguk kami, wahai tuan kami wahai Rasulullah)"

Saya terus atur pola pernafasan dengan rasa ketenangan di jiwa. Tarik nafas, tahan, lalu buang perlahan-lahan.

Setelah itu denyut jantung mulai perlahan-lahan berdetaknya dan normal. Saya pikir di usia 31 tahun ini adalah usia terakhir saya bersama bayi di dalam kandungan saya. Tapi alhamdulillah, Allah masih memberikan saya waktu lagi untuk menikmati hidup di dunia yang fana ini.

Dokter hematologi saya, Dr Gino Tann, mengatakan bahwa saya alergi asap kabut kebakaran. Makanya mengalami hal tersebut. Ditambah batuk-batuk yang saya alami. Saya senang dengan Dr.Gino. He is a good doctor for me.

Semoga masalah asap kebakaran di Sumatera dan Kalimantan bisa diatasi dan udara kembali normal. Aamiin.

Sahabatku, usia tidak bisa kita prediksi 100%. Karena kita tidak akan pernah tahu kapan ajal akan menjemput kita. Kapan sakaratul maut itu datang. Kita hanya bisa menunggu. Bisa datang cepat, atau lama, bahkan bisa datang tiba-tiba. Oleh sebab itu, setiap detik dan waktu kita begitu sangat berharga. Karena bisa saja, ruh kita dicabut. Yang pasti kematian itu dekat dan tak terbatas waktunya. Karena kita tidak tahu, takdir kematian kita.

Allahumma innii as-aluka husnul khatimah. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon padaMu husnul khatimah.
Aamiin.

Semoga akhir hidup kita dengan akhir yang baik. Aamiin

Terima kasih semuanya ada ucapan, dukungan, doa. Karena kalian semua begitu berharga bagi Evi.

Salam santun,
~Evi A.~
Medan, 10 Oktober 2015

#ITP
#Lupus
#ITP_id
#trombositopenia
#hamil
#asapkebakaran
#relawan
#autoimmune
#DrGino
#kompaker
#samari
Ibu dan Bayi ITP/Lupus Tetap Sehat Karena Allah
author

Ibu dan Bayi ITP/Lupus Tetap Sehat Karena Allah


Rasanya hamil itu sesuatu ya. Ketika seorang wanita bisa hamil, rasa hidup ini begitu sangat bahagia, walaupun kehidupan si wanita itu pun bisa saja terancam. Namun mendapatkan titipan anugerah dari Allah itu menyenangkan. InsyaAllah ibu dan anak tetap sehat.

Saya tidak menyangka Allah memberikan rezeki anak di saat-saat tak terduga, di saat saya sedang ke luar kota. Subhanallah....

Jadi ini anak yang ada di dalam kandungan sudah ikut saya berjalan jauh.
Mulai dari Jakarta ke Makassar (2,5jam naik pesawat),
Makassar ke Sorowako (45 menit naik pesawat)
Sorowako ke Tolala (2jam naik mobil)
Tolala ke Lelewawo (1jam naik mobil)
Lelewawo ke Pakue (40menit naik mobil)
Sorowako-Makassar (12jam naik bis).
Dengan kondisi jalan berbukit-bukit dan terjal serta banyak tikungan tajam.
Begitu seterusnya saat pulang dari Makassar kembali ke Jakarta sekitar dua jam lebih.

Kalau ingat itu luar biasa. Tapi, si bayi tetap baik-baik saja di dalam kandungan saya. Pada saat itu, saya tidak tahu saya hamil. Namun, saya ingat sekali, lantunan dzikir, membaca ayat Suci-Nya tidak pernah lepas dari bibir dan hati ini. Saya selalu berharap bahwa saya bisa hamil. Perut sering saya elus-elus seakan-akan itu bayi ada di dalam kandungan.

Subhanallah, nikmat Allah yang mana lagi yang harus saya dustakan. Ternyata bayi itu ada di dalam rahim saya, kandungan saya. Saya mengetahuinya saat saya sedang berada di Medan dan memeriksakannya ke dokter kandungan di Medan. Kalau ingat itu semua, ternyata Allah masih melindungi  saya dan bayi saya yang masih hitungan Minggu (lebih tepatnya enam minggu).

***

Perjalanan panjang dan aktivitas saya setelah dari Sulawesi itu pun belum berakhir. Sesampainya Evi di Jakarta, kegiatan masih padat. Saya bertemu teman-teman. Berkunjung ke rumah saudara dari Depok ke Jakarta Barat. Dan melakukan berbagai kegiatan / aktivitas sebagai berikut :

Berkunjung ke rumah Founder Marisza Cardoba Foundation (MCF).
Makan pempek Lampung yang dibawa oleh Mas Yulvian dari Lampung di rumah Mba Marisza, Enak banget